Laporan PPL di SMAN 1 Sangatta

Jumat, 16 April 2010

Makalah Evaluasi dalam Pendidikan Islam

I. PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran, kita sering mendengar istilah latihan, ujian, ulangan, middle, quis, Ebtanas, UAN, dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan jenis-jenis evaluasi, mengapa evalusi tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan itu, coba kita perhatikan, proses pembelajaran ibarat sebuah alat transportasi, tujuan dari pendidikan merupakan tempat tujuan kita, dan evalusi ibarat argo yang mengukur apakah kita sudah sampai tujuan atau belum, contoh lain misalnya, pendidik tidak akan tahu apakah materi yang disampaikannya sudah dikuasai oleh siswanya atau belum tampa adanya evaluasi.
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak). Untuk mengetaui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya
II. RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas, dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apakah Pengertian Evaluasi?
2. Apakah Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan?
3. Apa yang menjadi Prinsip-Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan islam?
4. Bagaimanakah Sistem Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
5. Bagaimana Cara Pelaksanaan Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
6. Apa yang menjadi Syarat Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
7. Bagaimanakah Sifat, Macam dan Teknik Evaluasi dalam Pendidikan Islam?

III. EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Evaluasi
Secara etimologi kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation, akar katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al- Qimah atau Al taqdir . Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan al-taqdiir al tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan . Sedangkan secara terminologi evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.
Ada beberapa pendapat lain definisi mengenai evaluasi:
a. Bloom
Pengumpulan kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
b. Stuffle Beam
Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Untuk lebih jelasnya tujuan evaluasi dapat dirinci menjadi:
1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam kelompok kelasnya.apakah sisiwa tersebut termasuk kategori lambat,sedang,atau cepat.
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam belajar, apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak.
4. Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah mendayagunakan kafasitas kognitifnya.
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar.
Sedangkan Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
Selain memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan
3. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program pengajaran perbaikan (ramedial teaching)
4. Fungsi psikologis untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidakmampuan dalam menilai kemampuan atau kemajuan dirinya sendiri.
5. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan simbingan dan penyuluhan (BP)
6. Bahan pertimbangan pengembangan kurikulum,metode,dan alat-alat PBM.
7. Bahan pertimbangan bagi orang tua untuk mengenali hasil usha dan tanggung jawabnya dalam mengembangkan potensi anaknya.
Menurut A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan instruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku.
2. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.
3. Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengatur keberhasilan proses belajar mengajar bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan di kuasai, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan.
4. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid.
5. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
6. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
7. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.
3. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain :
a. Keterpaduan
Materi dan metode pengajaran dan evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu, yang tidak boleh dipisahkan.
b. Keterlibatan Siswa
Hal ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajaar yang dijalaninya, siswa membutuhkan evaluasi.
c. Koherensi
Evaluasi yang disajikan harus sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur
d. Paedagogis
Evaluasi yang diterapkan adalah upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi paedagogos
e. Akuntabilitas
Sejauhmana keberhasilan program pengajaran perlu dissampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability)
f. Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus-menurus dari waktu kewaktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik.
g. Menyeluruh
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yakni mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada strategi dan prusuder penilaian.
h. Bermakna
i. Adil dan objektif
j. Terbuka
k. Ikhlas
l. Praktis
m. Dicatat dan akurat
4. Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oelh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.
Secara umum sistem evaluasi pendidikan sebagai berikut :
a.. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 155).
b. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada umatnya (QS. An Naml/27:40).
c.. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putra yang dicintainya (QS. Ash Shaaffat/37:103-107).
d. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah/2:31).
e. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang beraktifitas baik, dan memberikan semacam ‘iqab (siksa) bagi mereka yang beraktifitas buruk (QS. Az Zalzalah/99:7-8).
f. Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-Nya, tanpa memandang formalitas (penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik tindakan hamba-hamba tersebut (QS. Al Hajj/22:37).
g..Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan (QS. Al Maidah/5:8).
5. Cara Pelaksanaan / Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes
1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup.
a. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
b. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia anggap sesuai.
d. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
e. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan.
f. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. tes diagnostic
b. tes formatif
c. tes sumatif
6. Jenis-Jenis Penilaian (Evaluasi)
Penilaian/Evaluasi ada beberapa macam:
a. Penilaian Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada suatu bidang studi tertentu.
b. Penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu catur wulan/semester
c. Penilaian penempatan (Placement) yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan didalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
d. penilaian diagnostic, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik berupa kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran.
7. Syarat Evaluasi dalam pendidikan Islam
Bagi seorang pendidik yang akan melakukan evaluasi hendaknya memperhatikan syarat-syarat evaluasi, yaitu sebagai berikut:
a. Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai sehingga betul-betul terbatasserta dapat member petunjuk bagaimana dan dengan apa segi tersebut dapat dinilai.
b. Pendidik harus menetapkan alat evaluasi yang valid dan realitas yang berarti taraf ketepatan dan kecepatan tes dengan aspek yang akan dinilai,
c. Penilaian harus objektif yang berarti menilai prestasi peserta didiksebagaimana adanya hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan kriteriayang berlaku.
d. Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis yang artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan peserta didik belajar dan pendidik mengajar.
Selain itu Syarat-syarat yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan Islam adalah :
a. Validity, yaitu pelaksanaan tes harus berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diingini dan diselidiki sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja. Soalsoal tes harus memberi gambaran keseluruhan (representatif) dari kesanggupan anak mengenai bidang itu.
b. Reliable, yaitu tes tersebut dapat dipercayai yakni dengan memberikan ketelitian dan keterangan tentang kesanggupan anak didik sesungguhnya, soal yang ditampilkan tidak membawa tafsiran yang bermacam-macam sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
c. Efisiensi, yaitu tes yang dilakukan merupakan tes yang mudah administrasinya, penilaian dan interpretasinya (penafsirannya). (Nasution, 1982 : 169). Selain itu, evaluasi yang dilaksanakanharus secara cermat dan tepat pada sasarannya. Sesuai dengan Alquran surat Al- Insyiqoq (84) ayat 8 :
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
“ Maka dia akan dievaluasi dengan pengevaluasian
yang mudah.”
d. Ta’abbudiyyah dan ikhlas, yaitu evaluasi yang dilakukan dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah Swt. Apabila prinsip ini dilakukan, maka upaya evaluasi akanmembuahkan kesan husnu zhann (prasangka baik) terjadi perbaikan tingkah laku secara positif dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.

IV. ANALISIS DAN KOMENTAR
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosedur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :
a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknik apa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb)
b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan)
c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS )
e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.
Ketika alat evaluasi dan tujuan evaluasi tidak koheren, maka akan timbul masalah, yaitu untuk apa lagi evaluasi kalau tidak mampu mengukur, atau menilai objek yang dinilai, atau hasil penilaian yang tidak valid. misalnya UAN tidak mampu mengukur aspek apektif dan psikomotorik, UAN hanya mampu mengukur aspek kognitif oleh kerena itu UAN sebagai alat evaluasi perlu disempurnakan lagi, begitupun penilaian yang dicantumkan dalam raport, pada masa sebelumnya yaitu nilai Bahasa Indonesia hanya ditulis secara umum tanpa merincinya, misalkan nilai Bahasa Indonesia 8 (delapan) angka delapan menggambarkan kemampuan siswa dalam bidang apa saja, apakah kemampuan menulisnya baik, apakah kemampuan membacanya yang baik atau kemampuan berpidatonya yang baik, atau kemampuan yang lain, lalu bagaimana jika kemampuan membacanya baik, kemampuan menulisnya baik sedangkan nilai berpidatonya kurang, bagaimana menilainya, jika kita beri nilai 7 atau 6, tanpa merincinya maka orang yang melihat data tersebut akan kesulitan dalam memberikan solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa tersebut, Penulis melihat Raport yang ada di kabupaten Kutai Timur sudah memenuhi kriteria hasil evaluasi kerena dari laporan tersebut sudah mampu menggambarkan hampir semua aspek, misalnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia telah merinci dalam hal apa siswa siswa memiliki kelemahan, membacaa, menulis, berpidato, atau yang lainnya.
V. KESIMPULAN
1. Pengertian Evaluasi
Dalam arti luas, penilaian atau evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka setiap kegiatan penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data dan berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Sedangkan Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain : eterpaduan, Keterlibatan Siswa, koherensi, paedagogis, akuntabilitas, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat
4. Sistem Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oleh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.
5. Cara Pelaksanaan Evaluasi Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes
a. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup.
b. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :tes diagnostic, tes formatif, tes sumatif
6. Jenis-jenis Evaluasi
Penilaian/Evaluasi ada beberapa macam: Penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian penempatan (Placement), penilaian diagnostic,
7. Syarat Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Bagi seorang pendidik yang akan melakukan evaluasi hendaknya memperhatikan syarat-syarat evaluasi, yaitu sebagai berikut: Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai, menetapkan alat evaluasi, harus objektif, Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA
Anas sudion, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT. Grafindo Persada, Jakarta,2005)
Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Kalam Mulia: Jakarta,2002),
http://sutisna.com/psikologi/psikologi-pendidikan/tujuan-dan-fungsi-evaluasi/
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/10/hakekat-evaluasi-pendidikan-islam.html
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam( Pustak Setia: Jakarta,
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/10/hakekat-evaluasi-pendidikan-islam.html
http://sylvie.edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/comment-page-1/

0 komentar:

MY NEW BLOG © 2008 Por *Templates para Você*