Laporan PPL di SMAN 1 Sangatta

Jumat, 16 April 2010

Metode Mengajar dalam Pendidikan Islam

I. PENDAHULUAN
Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun pendekatan dan model yang digunakan dalam mengajar menurut Nana Sudjana metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. metode pengajaran islam memiliki tugas n fungsi memberikan jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan islam tersebut. Pelaksanaannya berada dalam ruang lingkup proses kependidikan yang berada didalam suatu sistem dan struktur kelembagaan yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Sebagai komponen ilmu yang menunjang keberhasilan ilmu pengetahuan induknya ( dalam hal ini ilmu pendidikan islam) metode pendidikan islam tidak bisa lain harus sejalan dengan substansi dan tujuan ilmu pengetahuan induknya. Bilamana antara satu dengan yang lain tidak terdapat kesetaraan dengan substansi dan tujuan maka metodelogi pendidikan tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
Metode dalam pendidikan islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang bersumber pada Al quran dan hadits. Bila kita pahami metode sebagai suatu subsistem ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai alat pendidikan maka seluruh firman Tuhan dalam Al quran sebagai sumber ilmu pendidikan mengandung implikasi-implikasi metodelogis yang komprehensif.
II. RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan singkat diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode dan apa yang mendasari adanya metode dalam pendidikan islam.
2. Bagaimana kedudukan metode dalam pengajaran.
3. Bagaimana menetapkan metode mengajar yang efektif.
III. METODE MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. PENGERTIAN METODE
1. Secara etimologi
Metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
2. Secara terminologis
Para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut:
1. Hasan Langgulung: metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Abd. al-Rahman Ghunaimah: metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran
3. Ahmad Tafsir: metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajar mata pelajaran
B. DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM
Dalam penerapannya banyak menyangkut permasalahan individu atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri, sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan islam. Sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
1. Dasar Agamis Pelaksanaan metode pendidikan islam, dalam prakteknya dipengaruhi oleh corak kehidupan beragama pendidik dan peserta didik. Oleh kerena itu dalam penggunaan metode agama merupakan salah satu dasar metode pendidikan dan pengajaran islam.
Al qur an dan hadits tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan metode pendidikan islam. Dalam kedudukannya sebagai dasar metode dan sumber ajaran islam, maka dengan sendirinya, metode pendidikan islam harus merujuk kepada kedua sumber tersebut. Sehingga segala penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan islam tidak menyimpang dari tujuan pendidikan itu sendiri. Misalnya dalam mata pelajaran olah raga, maka seorang pendidik harus mampu menggunakan metode yang didalamnya terkandung ajaran Al Quran dan hadits seperti masalah pakaian yang islami dalam olah raga.
2. Dasar Biologis
Perkembangan biologis manusia, mempunyai pengaruh dalam perkembangan intelektualnya. Seorang yang menderita cacat jasmani akan mempunyai kelemahan dan kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang yang normal. Misalnya orang yang mempunyai kelainan pada matanya (rabun jauh), maka dia cendrung untuk dibangku barisan depan. Kerena dia duduk dibarisan depan maka dia tidak dapat bermain-main pada waktu guru memberi pelajarannya, sehingga dia memperhatikan seluruh materi yang disampaikan oleh guru. Oleh kerena itu seorang pendidik harus memperhatikan kondisi biologis peserta didiknya, kondisi biologis anak bisa dijadikan acuan dalam menentukan metode mengajar.
3. Dasar Psikologis
Kondisi peserta didik memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi nilai dan transformasi ilmu. Dalam kondisi jiwa yang labil (neurosis), menyebabkan transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan diharapkan. Seorang pendidikan harus jeli dan dapat membedakan kondisi jiwa peserta didik, kerena pada dasarnya manusia tidak ada yang sama. Kondisi psikis merupakan kekuatan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Kondisi psikis tersebut meliputi motivasi, emosi, minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat-bakat, dan kecakapan akal (intelektualnya). Sehingga seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang ada pada peserta didik.
4. Dasar Sosiologis
Interaksi yang terjadi antara sesama peserta didik dan interaksi antara guru dan peserta didik, merupakan interaksi timbal balik yang kedua belah pihak akan saling memberikan dampak positif pada keduanya. Dalam kenyataan secara sosiologis seseorang individu dapat memberikan pengaruh pada lingkungan sosial masyarakatnya dan begitu pula sebaliknya. Oleh kerena itu, guru dalam berinteraksi dengan peserta didiknya hendaklah memberikan teladan dalam proses sosialisasi dengan pihak lainnya, seperti dikala berhubungan dengan peserta didik, sesama guru, karyawan dan kepala sekolah.
Interaksi pendidikan yang terjadi dalam masyarakat justru memberi pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan peserta didik dikala ia berada dilingkungan masyarakatnya. Kadang-kadang Interaksi / pengaruh dari masyarakat tersebut berpengaruh pula terhadap lingkungan kelas dan sekolah.
C. KEDUDUKAN METODE DALAM PENGAJARAN
Seperti telah disebutkan di atas bahwa metode mengajar dapat menciptakan interaksi belajar mengajar yang baik, efektif dan efisien. Kerena dengan pemilihan metode mengajar yang baik dan tepat guna serta sasaran akan semakin menciptakan interaksi edukatif yang semakin baik pula. Dengan uraian tersebut maka metode memegang kedudukan yang sangat penting dalam pengajaran meliputi: 1). Metode sebagai alat motivasi ekstrensik, 2) Metode sebagai strategi pengajaran, 3) Metode sebagai alat mencapai tujuan.
1. Metode sebagai alat motivasi ekstrensik
Tak dapat dipungkiri dalam kegiatan belajar baik di rumah maupun di kelas atau dimana saja diperlukan motivasi. Salah satu komponen pengajaran yang dapat memberikan motivasi belajar yang bersifat ekrtrensik kepada siswa adalah guru. Dan salah satu yang dapat dipergunakan guru dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa adalah dengan menggunakan metode yang bervariasi.
2. Metode sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan pengajaran, tidak semua siswa dapat menyerap dan menguasai serta mengalami perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan berdasarkan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Kerenanya diperlukan strategi pengajaran yang tepat. Strategi merupakan tindakan nyata dari seorang guru dalam mengajar dengan menggunakan cara-cara tertentu dan menggunakan kompenen-komponen pengajaran ( Tujuan, bahan, metode, alat, serta evaluasi) yang bertujuan agar siswa dapat mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
3. Metode sebagai Alat Mencapai Tujuan
Tujuan dalam mengajar merupakan arah yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar. Tujuan berfungsi sebagai pedoman yang dapat menentukan kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pada hakekatnya tujuan mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah adalah mengarahkan dan membuat perubahan tingkah laku pada diri siswa baik aspek pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai-nilai (afektif) serta kemampuan berbuat, bertindak, dan melakukan suatu gerakan atau perbuatan (psikomotorik)
Tujuan pengajaran tidak akan pernah tercapai apabila salah satu komponen pengajaran tidak dilibatkan atau tidak digunakan dalam pengajaran. Komponen tersebut adalah metode mengajar. Dengan adanya metode mengajar siswa dihubungkan dengan bahan atau sumber belajar. Dengan perantara metode pengajaran ini siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang tercermin dalam perubahan tingkah laku, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik
D. PRINSIP METODE MENGAJAR
1. Metode tersebut harus memamfaatkan teori kegiatan belajar mandiri.
2. Metode harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik.
3. Prinsip memberikan suasana kegembiraan.
4. Memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut.
5. Prinsip kebermaknaan bagi anak didik atau menghargai anak didik.
6. Prinsip prasyarat: pengalaman dan pembelajaran yang telah diserap menjadi apersepsi dalam pikiran mereka dihubungkan dengan hal-hal baru yang hendak disajikan
7. Prinsip komunikasi terbuka
8. Pemberian pengetahuan yang baru
9. Prinsip memberikan model prilaku yang baik.
10. Pengamatan secara efektif.
Disamping metode-metode diatas dalam pendidikan didapati metode lain seperti metode cerita, metode metapora, metode tanya jawab, metode induktif-deduktif, metode verbalistik, metode pemberian hukuman dan hadiah.
IV. ANALISIS DAN KRITIS
Sebagai seorang guru semestinya berbahagialah, kerena pekerjaan seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik untuk menjadi manusia yang mempunyai kepribadian yang luhur. Pendidikan anak tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, orang tua ikut bertanggung jawab terhadap pembentukan kepribadian anak. Upaya dalam pembentukan kepribadian tersebut bisa bersifat formal dan non formal. Pembinaan yang bersifat formal adalah suatu pembinaan yang dilakukan guru dalam kelas, sedangkan yang non formal adalah pembinaan diluar kelas dan umumnya telah dilaksanakan sebagai rasa tanggung jawab guru terhadap anak didiknya.
Oleh kerena itu, apapun bentuk metode yang digunakan jika tidak ada peran dan kerjasama orang tua, dalam hal ini yakni melibatkan semua lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, saya yakin suatu metode pendidikan tidak dapat diterapkan secara efektif dan tidak akan memenuhi standar kompetensi yang diinginkan.
V. KESIMPULAN
1. Metode adalah seperangkat jalan, teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut dalam hal ini tidak terlepas dari dasar agamis, biologis dan sosiologis.
2. Kedudukan metode dalam pengajaran
a. Sebagai alat motivasi ekstrensik adalah motivasi dari luar dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi.
b. Sebagai strategi pengajaran adalah tindakan nyata seorang guru dalam mengajar.
c. Sebagai alat mencapai tujuan yakni mengarahkan dan membuat perubahan tingkah laku siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik
3. Dari sekian banyak prinsip metode mengajar yang diterapkan perlu memperhatikan sisi positif dan negatifnya sehingga tercipta kelancaran proses belajar mengajar yang baik. Dan metode yang diterapkan seorang guru akan berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.




DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Syah Darwyn, Perencanaan Sistem Pengajaran PAI,Jakarta: Gaung Persada Press.2007

0 komentar:

MY NEW BLOG © 2008 Por *Templates para Você*